BRIDA, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik ”Pemanfaatan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) untuk Peningkatan Daya Saing Daerah Provinsi Bali”, Rabu (21/5) secara zoom meeting.
Kegiatan ini melibatkan 2 Narasumber, yaitu Deputi Bidang Kebijakan Riset
dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan materi Overview IDSD
Provinsi Bali beserta Sumber Data dan Agregasinya, dan Deputi Bidang Riset dan
Inovasi Daerah BRIN dengan materi Pemanfaatan IDSD dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah. Kegiatan diselenggarakan dalam rangka memperdalam pemahaman
terkait data IDSD yang dirilis pada tanggal 11 Maret 2025.
IDSD tidak hanya sekedar mengukur, tetapi sesungguhnya menuntun arah kebijakan
Pembangunan berbasis data. Memberikan Gambaran apa yang kuat, apa yang lemah
dan apa yang bisa diakselerasi. Kegiatan ini juga sebagai ruang untuk bisa
berkolaborasi antar pemangku kepentingan, memetakan langkah-langkah nyata berdampak
langsung bagi masyarakat Bali serta dapat memberikan rekomendasi yang baik
untuk perencanaan pembangunan.
IDSD juga tidak hanya sekedar data, tetapi lebih dari itu yaitu
merefleksikan produktivitas daerah, untuk menuntun kita dalam rangka
menghasilkan perencanaan pembangunan yang memiliki dampak. Optimalisasi peran
riset dan inovasi itu seperti apa, bagaimana keterlibatan Brida dalam menyusun
dokumen RPJMD, dan bagaimana dokumen pemajuan IPTEK daerah yang selaras/memperkuat
dokumen RPJMD 2025-2029.
Rancangan awal RPJMD sudah menyiratkan skor IDSD akan naik sebesar 0,1
tiap tahun adalah sebagai tantangan, sehingga dibutuhkan kolaborasi. Walaupun
skor IDSD Bali sudah melampaui nasional, namun ada beberapa pilar yang skornya
masih sangat di bawah, yaitu pada pilar ke4, 7, 9 dan 12 harus benar-benar
dicermati. Peran Brida dalam mengkoordinir pihak-pihak terkait dalam rangka
hasil-hasil riset ini, sangat diperlukan dan memiliki dampak adanya peningkatan daya saing
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
BRIN berusaha memperkuat perencanaan pembangunan daerah melalui data
IDSD. Keywordnya adalah siapa yang bekerja dalam memperkuat perencanaan
pembangunan daerah. Bagaimana pendampingan BRIN dalam mengoptimalkan peran
Brida sebagai katalisator dan koordinator untuk membantu Pemda berkoordinasi dengan
perangkat daerah dan pihak terkait lainnya. Keyword agar optimal adalah pemajuan
IPTEK dan perencanaan pembangunan. Seluruh pemda sedang menyusun ranwal RPJMD
2025-2029 untuk memperkuat substantif dokumen RPJMD tersebut.
Salah satu strategi BRIN dalam hal ini adalah dengan mengintroduksi
teknologi inovasi yang ada, karena ini merupakan salah satu pemajuan IPTEK
versi daerah, dengan memanfaatkan apa yang dimiliki mitra dalam rangka
meningkatkan ekonomi daerah agar Pembangunan berkelanjutan.
Dokumen pemajuan IPTEK dan Peta Jalan menjadi satu komponen penting untuk memperkuat substantif. Diharapkan kepada Bappeda agar selalu melibatkan Brida dalam penyusunan dokumen RPJMD, guna melihat data dan menganalis apa yang ada di dalam dokumen tersebut dan memperkuat secara substantif. Pendekatan teknokratis dan politis adalah pimpinan daerah, bagaimana menterjemahkan visi dan misi ke dalam RPJMD, sehingga pemajuan IPTEK daerah itu tepat melalui evidence based policy.
Salah satu hal yang paling bisa dimanfaatkan untuk mensinkronkan kemajuan
IPTEK dengan dokumen RPJMD adalah memanfaatkan data IDSD, karena data ini bisa
dicek dokumen perencanaan pembangunan daerahnya, sudah berbasis data-data atau
belum. Apapun poin penting agar dimasukkan ke dalam dokumen RPJMD, agar
pengalokasian anggaran, proses pelaksanaan, evaluasi dan monitoring seluruh
program kegiatan dapat terpantau atau terencana dengan baik. #Mty.