BRIDA, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng menggelar Rapat Penyamaan Persepsi Awal dan Pembahasan Kerangka Acuan Kerja (KAK), dalam rangka Persiapan Penyusunan Rencana Induk (Rinduk) Pengembangan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Jumat (9/5) di ruang rapat setempat.
Rapat dipimpin langsung oleh Sekretaris Brida, Made Suharta, S.Kom., MAP.,
selaku Ketua Tim Persiapan didampingi Ketua Tim Pelaksana Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, Prof. Dr. I Nengah Suastika, S.Pd., M.Pd. Acara
turut dihadiri oleh Tim Teknis OPD
Pengusul dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten
Buleleng, dan Tim Teknis dari Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten
Buleleng serta anggota Tim Persiapan Brida
Kabupaten Buleleng.
Dalam sambutannya, Sekretaris Suharta menyampaikan bahwa Pemerintah
Kabupaten Buleleng tengah menyusun Rinduk Pengembangan Pendidikan sebagai
landasan strategis untuk perencanaan dan kebijakan pendidikan lima tahunan. Saat
ini, pemerintah Kabupaten Buleleng sedang menunggu hasil evaluasi masyarakat
terhadap kondisi pendidikan yang ada. Evaluasi tersebut diharapkan menjadi
masukan bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam merumuskan
kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Menurut Prof. Nengah Suastika, Rinduk ini memegang
peran penting dalam menggambarkan kondisi aktual pendidikan di Buleleng,
sekaligus sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi dan misi Bupati
Buleleng di sektor pendidikan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kondisi
eksisting pendidikan di Kabupaten Buleleng, hambatan, tantangan, ancaman, dan
peluang dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, serta menentukan Arah
kebijakan pengembangan pendidikan dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, Prof. Suastika menambahkan bahwa Rencana Penyusunan Rinduk
ini menggunakan metode penelitian Mixed Methods, dengan melibatkan populasi
dari semua SD dan SMP dari 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Proses ini juga
melibatkan informan kunci, seperti kepala sekolah dan anggota komite sekolah
guna memperoleh gambaran yang komprehensif.
Namun, persoalan pendidikan di Buleleng yang kini mendapat sorotan nasional, terutama dalam aspek literasi dan numerasi, menjadi tantangan tersendiri. Disdikpora Buleleng menyampaikan bahwa pada tahun 2025 ini, sebanyak 375 siswa tingkat SMP diketahui belum lancar membaca, bahkan ada yang tidak bisa membaca sama sekali. Pemerintah telah melakukan screening untuk mengidentifikasi penyebab, apakah berasal dari kondisi individu siswa atau kurangnya pendampingan belajar, terutama akibat transisi pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.
Melihat urgensi dan kompleksitas kondisi pendidikan saat ini, rapat
penyamaan persepsi menyimpulkan bahwa penyusunan Rinduk Pengembangan Pendidikan
tetap menjadi kegiatan yang sangat penting, namun pelaksanaannya akan diundur
hingga tahun 2026. Penundaan ini dilakukan agar kajian dapat dilakukan lebih
mendalam dan memberikan hasil yang lebih akurat untuk menjawab tantangan
pendidikan di Buleleng. #Sck.