(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

Brida Bahas Laporan Akhir Roadmap Kopi Buleleng

Admin brida | 24 Juni 2025 | 581 kali

BRIDA, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan diskusi pembahasan Draf Laporan Akhir dalam rangka Penyusunan Roadmap Kopi Arabika dan Robusta Kabupaten Buleleng, Selasa (24/6) di ruang rapat setempat.

 

Kegiatan dipimpin Kepala Brida, Drs. Made Supartawan, M.M., bersama Tim Ahli dari Universitas Warmadewa Denpasar, Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H. Acara juga dihadiri Tim Teknis dari Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta tim pengawas pekerjaan Brida, dan tim pelaksana Universitas Warmadewa.

 

Dalam paparannya, Dr. I Wayan Rideng selaku Ketua Tim Pelaksana menjelaskan bahwa Kabupaten Buleleng memiliki potensi besar sebagai sentra kopi, khususnya robusta, dengan luas areal 2.854 hektar dan produksi mencapai 964,89 ton. Namun, dalam lima tahun terakhir terjadi penurunan signifikan pada luas lahan, produksi, dan jumlah petani akibat berbagai tantangan seperti perubahan iklim, hama penyakit, dan keterbatasan input produksi.

 

Penyusunan roadmap ini dilatarbelakangi oleh rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI, dan bertujuan menjadi acuan strategis Pemkab Buleleng dalam pengembangan komoditas kopi secara berkelanjutan.

 

Selanjutnya, I Komang Putra, S.E., M.Ec.Dev., sebagai anggota tim pelaksana memaparkan hasil analisis indeks persepsi terkait pengembangan kopi. Indeks menunjukkan beberapa kekuatan seperti penyediaan pupuk dan strategi pemberdayaan. Namun, juga ditemukan kelemahan serius, seperti lemahnya dukungan pembiayaan, riset, dan perlindungan produk kopi. Program strategis telah dirancang berdasarkan pendekatan SWOT, mencakup reformasi sistem permodalan, pembentukan atau kerjasama dengan pusat riset, penguatan koperasi, dan branding Kopi Buleleng sebagai produk premium.

 

Selanjutnya, Sekretaris Brida Made Suharta, S.Kom., M.A.P., dalam diskusi menekankan pentingnya pembahasan menyeluruh terhadap draf laporan agar laporan akhir tidak mengalami banyak perubahan.

 

Masukan dari peserta menyoroti perlunya dimasukkan aspek investasi dan perencanaan wilayah ke dalam roadmap, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor, pembenahan sistem pembiayaan bagi petani, penyediaan infrastruktur pasca panen, hingga penambahan tenaga penyuluh dan penyediaan sarana produksi. Kepala Brida turut menegaskan urgensi penyelesaian persoalan minimnya tenaga kerja saat panen serta perlunya penguatan kelembagaan riset kopi di daerah.


Diskusi ini menjadi bagian dari finalisasi dokumen roadmap 2026-2030 yang disusun secara partisipatif dan bertahap, sebagai pedoman arah kebijakan pengembangan kopi Buleleng yang lebih berdaya saing, inovatif, dan berkelanjutan. #Sck.