(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

Lomba Inovasi OPD 2025, Bukan Sekedar Siapa Pemenang!

Admin brida | 08 Juli 2025 | 470 kali

BRIDA, Dalam upaya mendorong transformasi birokrasi yang lebih adaptif, solutif, dan berdampak langsung bagi masyarakat, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan lomba inovasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tahun 2025, Selasa (8/7).

 

Agenda ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara tim juri, perangkat daerah, serta akademisi dalam mewujudkan inovasi daerah yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan pelayanan publik.

 

Rapat yang berlangsung di ruang rapat Brida, dipimpin Adhy Wicaksana selaku Analis Kebijakan Ahli Muda, yang juga menjadi penggerak utama pelaksanaan lomba inovasi di lingkup Brida. Dalam paparan, Wicaksana menekankan bahwa inovasi bukanlah tujuan akhir, melainkan proses berkelanjutan yang harus menjadi bagian dari budaya kerja di setiap perangkat daerah.

 

Hadir sebagai narasumber dan anggota Tim Juri Lomba adalah para akademisi dan praktisi yang telah lama berkecimpung dalam bidang inovasi dan tata kelola pemerintahan daerah, yakni Prof. Dr. I Nengah Suastika dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja; Dr. Gede Sandiasa dari Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja; Wayan Supada, S.E., M.M., dari Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan Singaraja; Desak Putu Suastini, S.E., dari Bagian Organisasi Setda Buleleng; serta I Made Ardaka, S.Si., M.Si., dari Brida Buleleng.

 

Dalam rapat tersebut, para juri menyepakati penggunaan indikator penilaian inovasi yang berbasis regulasi, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 23 Tahun 2023 tentang Inovasi Daerah. Indikator ini dirancang tidak hanya menilai aspek kreativitas dan kebermanfaatan, tetapi juga kesinambungan, keberdayaan internal, serta dampaknya terhadap pelayanan publik.

 

Menurut Prof. Dr. I Nengah Suastika, catatan mendalam terkait inovasi terbaik adalah yang mampu hidup dan berkembang melampaui lomba. Prof. Suastika juga mengingatkan bahwa tanpa keberlanjutan, inovasi hanya akan menjadi dokumentasi belaka. "Yang kita butuhkan adalah inovasi yang terus bernapas, yang tidak hanya sekadar memenangkan kompetisi, tetapi menjawab kebutuhan masyarakat secara nyata”, ujarnya.

 

Pernyataan yang serupa, Desak Putu Suastini juga menggarisbawahi perlunya sistem evaluasi berkala terhadap inovasi yang telah dikembangkan OPD. Ia menekankan bahwa budaya inovasi perlu dibentuk secara sistemik, dimulai dari perencanaan program hingga tahap implementasi dan pelaporan. "Jika tidak ada evaluasi dan dukungan berkelanjutan, maka inovasi hanya akan menjadi produk sesaat”, tegasnya.

 

Selanjutnya, Adhy Wicaksana menyampaikan hasil evaluasi lapangan dari Brida. Menurutnya, banyak inovasi OPD yang tidak berlanjut setelah lomba usai. Penyebab utamanya adalah motivasi yang hanya muncul karena adanya kompetisi, bukan karena kebutuhan internal atau kesadaran akan pentingnya perbaikan layanan publik. Sebagian besar inovasi muncul karena adanya lomba, bukan karena kebutuhan riil untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan. Ini tantangan besar bersama. Dukungan pimpinan OPD juga menjadi penentu utama sebuah inovasi bisa dijalankan secara optimal.

 

Rapat ini menjadi lebih dari sekadar agenda teknis, dimana menjadi forum refleksi kolektif tentang arah kebijakan inovasi daerah ke depan. Tim Juri sepakat bahwa kesadaran kolektif, dukungan pimpinan OPD, serta integrasi inovasi dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi) perangkat daerah adalah kunci utama menuju ekosistem inovasi yang sehat dan berdaya tahan. Selain itu, pelaksanaan lomba inovasi tahun ini diharapkan dapat memacu semangat kompetitif yang sehat, mendorong kolaborasi lintas sektor, dan menciptakan solusi nyata atas berbagai persoalan pelayanan publik.

 

Brida Kabupaten Buleleng sebagai motor penggerak inovasi akan terus memperkuat peran monitoring, pendampingan, dan pembinaan terhadap inovasi di setiap OPD, agar tidak hanya berhenti sebagai ide, namun mampu diimplementasikan secara konsisten dan berdampak luas.


Lomba Inovasi OPD 2025 bukan hanya tentang siapa yang menang. Lebih dari itu, ini adalah tentang bagaimana kabupaten ini membangun masa depan pelayanan publik yang lebih cerdas, cepat, dan tepat guna. #Wck.