BRIDA, Dalam rangka persiapan pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) Tahun 2025, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan Desk Indeks Inovasi Daerah, Selasa (15/7) di ruang rapat setempat. Kegiatan ini dimulai bertahap dari hari ini hingga Kamis.
Sebanyak 10 perangkat daerah hadir pada hari pertama desk, membawa usulan
inovasi untuk diinput dan disempurnakan dalam sistem penilaian inovasi milik
Kementerian Dalam Negeri. Desk ini dipandu oleh Adhy Wicaksana, Analis
Kebijakan Ahli Muda Brida, yang memberikan pendampingan teknis langsung kepada
perangkat daerah. Pembahasan mencakup seluruh tahapan, mulai dari pengisian
profil inovasi, kelengkapan dokumen pendukung, hingga penjabaran indikator
wajib.
Menurut Wicaksana, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap
inovasi yang diusulkan memenuhi seluruh kriteria dan indikator yang ditetapkan
secara nasional. Dalam kesempatan tersebut, Ia menegaskan bahwa target bobot
nilai inovasi yang ingin dicapai adalah 100 poin per inovasi, sebagai wujud
keseriusan pemerintah daerah dalam mengedepankan inovasi yang strategis,
berdampak, dan berkelanjutan.
Adapun beberapa perkembangan indikator penilaian tahun ini yang menjadi fokus pembahasan, antara lain; 1) Perkembangan Inovasi, yakni kesinambungan dan peningkatan kualitas inovasi dari waktu ke waktu; 2) Titik Koordinat Lokasi Inovasi, yang digunakan sebagai pemetaan spasial dan bentuk transparansi; dan 3) Keterkaitan dengan Asta Cita, yaitu delapan misi pembangunan nasional sebagai arah kebijakan daerah.
Pelaksanaan desk selama tiga hari ini merupakan langkah sistematis Brida
dalam mengawal kualitas input inovasi daerah, memperkuat posisi Kabupaten
Buleleng dalam peta inovasi nasional, serta menumbuhkan semangat kolaboratif
antar perangkat daerah untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih efektif,
efisien, dan inovatif. #Wck.