Suastika (2019), dalam buku Hasil Kelitbangan Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng 2022, berdasarkan
tipologinya membedakan tiga jenis desa di Bali, diantaranya Desa Bali Mula/Bali
Aga, Desa Bali Majapahit, dan Desa Multikultur. Andayani (2017) menyatakan Desa
Bali Aga sebagai desa tradisional yang masih mempertahankan tradisi dan
nilai-nilai budaya Bali.
Ariada dkk (2017) menyatakan ada lima Desa Bali Aga di Kabupaten Buleleng, yaitu Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Banyusri. Beragam keunikan yang ada di Desa Bali Aga, salah satunya memiliki bahasa tradisional yang sangat khas dibandingkan desa lainnya. Andayani dkk (2017) Desa Bali Aga juga memiliki keyakinan yang sama terhadap adanya tempat keramat, pohon besar serta batu besar yang menjadi pemujaan. Keyakinan tersebut membawa nilai tradisional untuk melestarikan lingkungan alam, memuliakan tumbuh-tumbuhan dengan mengadakan ngusaba durian (upacara durian).
Andayani dkk (2017) menyatakan adanya tradisi pembuatan rumah tradisional sebagai tempat tinggal keluarga masih menjadi icon masyarakat Desa Bali Aga. Semua desa tersebut memiliki rumah tradisional yang berbeda-beda, seperti Rumah Balai Gajah Tumpang Salu, dan Bandung Rangki atau Rumah Saka Roras. Rumah tradisional itu memiliki fungsi sosial dan fungsi spiritual atau tempat untuk memuliakan Tuhan.