(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

Tim HKI Brida Menuju Desa Sepang di Ketinggian 800 Meter

Admin brida | 13 Juni 2025 | 278 kali

BRIDA, Tim Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng lanjutkan koordinasi dan survey lapangan ke pengusaha kopi di Desa Sepang dan Desa Pucaksari Kecamatan Busungbiu, Kamis (12/6).

 

Desa Sepang merupakan desa yang terletak pada ketinggian 550 sampai 800 meter di atas permukaan laut, sehingga wilayah perkebunannya menjadi sangat ideal untuk budidaya buah kopi dengan jenis Robusta. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Sepang adalah menjadi petani kopi pada kebun milik pribadi maupun milik bersama. Sesuai dengan artikel “Menggali Potensi Alam Desa Sepang: Eksotis Namun Tersembunyi”, disebutkan bahwa hampir di setiap sudut dari keempat dusun ditanami kopi.

 

Dengan banyaknya tanaman kopi pada Desa Sepang, maka bukan hal yang mengherankan jika terdapat banyak usaha dalam pengolahan biji kopi dari awal panen hingga pembuatan sampai menjadi produk kopi bubuk. Usaha yang dilaksanakan oleh Koperasi Pemasaran Buana Amerta Sari yang di Ketuai oleh Made Wilantara dulu memang sempat beroperasi, namun selama dua tahun terakhir tidak berproduksi.

 

Menurut Wilantara, hal tersebut dikarenakan bahan baku kopi yang digunakan semakin mahal, mesin dalam kondisi rusak, belum ada tenaga kerja yang maksimal untuk melanjutkan usaha produksi kopi.  Menurutnya, jikalau kembali beroperasi akan berkoordinasi kembali dengan tim untuk mendapatkan sertifikat hak merek.

 

Masih di Desa Sepang, tim melakukan kunjungan ke “Segiri Coffe” milik I Wayan Wardana. Usaha kecil-kecilan telah dimulainya sejak tahun 2006, namun dengan merek “Segiri Kopi” telah digunakan sejak tiga tahun terakhir. Jenis kopi yang di produksi dari kebunnya sendiri dengan jenis kopi Robusta.

 

Menurut Wardana, Kopi Robusta telah ada sejak zaman Belanda yang tumbuh dikebunnya sendiri, serta sangat baik untuk dijadikan serbuk dengan cita rasa dan aroma yang baik, sehingga dapat menciptakan produksi kopi jenis varian inokulan dan original. Dari segi pemasaran telah merambah ke Denpasar, Negara dan juga ke hotel untuk tamu asing.

 

Berlanjut ke Desa Pucaksari tepatnya di pengusaha kopi “Kumara Kutul”, yang dimiliki oleh Koperasi Kumara Desa Pucaksari dengan ketua I Nyoman Cindramaya. Usaha kopi ini belum berjalan optimal, karena mesin pengolah serbuk kopi yang digunakan dengan daya listrik yang besar, sehingga belum bisa untuk menutupi biaya operasional yang dihasilkan.


Dari hasil koordinasi, tim telah memfasilitasi dan melengkapi dokumen yang diajukan Segiri Coffe untuk mendapatkan sertifikat HKI. #Igs.