BULELENG, Webinar Ekonomi Makro dengan topik “Strategi Mengurangi Tingkat
Ketimpangan Menuju Bali Sejahtera” dilaksanakan Selasa (27/8) secara daring
melalui zoom meeting oleh BRIDA Provinsi Bali.
Webinar dibuka oleh
Plt. Kepala BRIDA Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si.,
dan diikuti oleh semua Perangkat Daerah
Provinsi Bali, BPS kab/kota se-Bali, Universitas di Bali, Bappeda, dan BRIDA
Kabupaten/Kota se-Bali. Dalam sambutannya, Plt Kepala BRIDA menyampaikan bahwa
salah satu isu strategis Provinsi Bali adalah ketimpangan, dimana ketimpangan
ada 2 hal pokok, yaitu ketimpangan antar sektor (pariwisata mendominasi PDRB)
dan ketimpangan antar wilayah (ekonomi berputar sebagian besar di wilayah Bali
selatan).
Webinar ini
menghadirkan 3 narasumber dengan Moderator I Made Sedana Yoga, ST., M.Si (WI
Ahli Madya BKPSDM Provinsi Bali dan selaku anggota TPM BRIDA Provinsi Bali),
menyampaikan bahwa webinar ini merupakan lanjutan dari webinar TW I terkait
Pertumbuhan Ekonomi.
Narasumber 1 dari BPS
Provinsi Bali Kadek Muriadi Wirawan, selaku Statistisi Ahli Madya menyampaikan
terkait Capaian Ekonomi Makro Ekonomi Bali TW II 2024 yang meliputi pertumbuhan
ekonomi, inflasi, gini ratio, struktur ekonomi, pengangguran, status pekerjaan,
kontribusi lapangan pekerjaan, tingkat kemiskinan, dan ketimpangan antar
wilayah di Provinsi Bali.
Selanjutnya Narasumber
kedua dari Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pendidikan Nasional Prof.
Raka Suardana, menyampaikan terkait Tantangan Hambatan dan Strategi Mengatasi
Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Bali. Tantangan dan hambatan terjadi karena
ketimpangan pendapatan antar wilayah, seperti dominasi sektor pariwisata,
pembangunan infrastuktur tidak merata, akses terhadap pendidikan dan kesehatan,
perbedaan dalam pengembangan sektor ekonomi, kebijakan pembangunan yang
terpusat, adanya otonomi daerah di tingkat kab/kota, urbanisasi dan migrasi.
Narasumber terakhir
dari Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Dr. Yesi
Hendriani Supartoyo, SP. M.Si., dengan materi Strategi dan Kebijakan mengurangi
tingkat ketimpangan berbasisis riset di Provinsi Bali. Yesi menyampaikan
beberapa hasil riset terkait ekonomi wilayah serta pemanfaatan data IDSD dalam
mendukung Daya Saing Daerah.
Pertumbuhan ekonomi pada TW II 2024 tumbuh sebesar 5,36% mengalami tren perlambatan. Perkembangan tingkat kemiskinan pada Maret 2024 sebesar 4,00% (184, 43 ribu orang) menurun dari Maret 2023 sebesar 4,25%. Gini Ratio Provinsi Bali (Maret 2024) sebesar 0,361 lebih rendah dibanding Gini Ratio Nasional 0,379, masih tergolong ketimpangan sedang.
Strategi yang diambil dalam mengatasi
ketimpangan wilayah di Provinsi Bali diantaranya dengan pembangunan
infrastruktur yang merata, pengembangan sektor ekonomi non pariwisata
(pertanian dan perikanan berkelanjutan, industri kreatif), peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan, penguatan UMKM, pemberdayaan ekonomi lokal, kebijakan
redistribusi pendapatan, pengembangan pariwisata berkelanjutan, penguatan tata
kelola pemerintahan, pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan, optimasilisasi eksistensi desa adat di bidang
ekonomi, dan monitoring dan evaluasi berkala. Data IDSD dapat digunakan untuk mendukung program kebijakan pemerintah dengan berbasis riset. #Anw.