Badan Penelitian, Pengembangan dan
Inovasi Daerah - Balitbang Inovda Kabupaten Buleleng memandang sangat serius
kegiatan yang menyangkut masalah Inovasi. Sesuai dengan Peraturan Bersama
Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 tahun 2012
dan Nomor 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 484), jelas dinyatakan bahwa Inovasi
merupakan isu yang sangat strategis saat ini mulai dari pemerintah pusat hingga
ke daerah.
Mengacu dan sejalan dengan
peraturan tersebut, maka setiap daerah saat ini terus berpacu dengan waktu untuk menumbuhkan berbagai kreasi
inovasi, baik inovasi di jajaran Organisasi Perangkat Daerah-OPD, maupun
inovasi yang berkembang di masyarakat. Dengan tantangan dan berbagai masalah
pembangunan yang muncul saat ini, inovasi menjadi salah satu jawaban untuk bisa
mengatasi semua tantangan pelaksanaan
pembangunan. Menumbuhkan budaya inovasi dikalangan OPD maupun di masyarakat,
menjadi tanggungjawab Balitbang Inovda saat ini.
Kepala Balitbang Inovda Kabupaten
Buleleng, Drs. Made Supartawan, M.M., dan semua jajaran di Balitbang Inovda,
telah membuat program strategis untuk mencapai sasaran tersebut. Paling tidak
" One OPD One Inovation, dan One Village One Inovation" untuk program
awal bisa terpenuhi. Bila mungkin bisa lebih ditingkat bukan saja satu inovasi
,tapi lebih dari satu inovasi.
Salah satu upaya yang dilaksanakan
adalah melalui Lomba Kreasi Inovasi masyarakat. Lomba semacam ini telah
dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun, akan tetapi tahun 2022 ini nuansanya
berbeda . Lebih menukik, lebih tajam, dan lebih terukur. Seleksi ketat
penilaian kreasi inovasi melalui berbagai kreteria penilaian telah dikaji oleh tim juri profesional. Lima
tim juri yang kini ditunjuk untuk melakukan penilaian lomba kreasi inovasi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Lima
tim juri tersebut meliputi : Dr. Ni Made Ary Widiastini, S.ST.Par., dari
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Dr. I Nyoman Tika, M.Si., dari Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja, Dr. I Nyoman Gede Remaja, SH, MH, dari Universitas Panji Sakti Singaraja, Ir.
Made Suarsana, MP., dari Universitas Panji Sakti Singaraja, dan Wayan Supada,
SE., MM., Juri dari Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
Sistem penilaian selain lebih awal
peserta mengirimkan model inovasi yang dibuat melalui video , tapi juga
dilakukan penilaian langsung turun kelapangan dan melakukan tatap muka. Lima
nominasi Lomba Kreasi Inovasi katagori OPD hari ini 26/9 telah dilakukan
penilaian lapangan.Lima nominasi itu terdiri dari : Dinas Pekerjaan Umum dan
Tata Ruang Kabupaten Buleleng dengan judul Memanen Matahari. Dinas Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Buleleng dengan judul Mobil Unit Pelayanan Tim KB Keliling Gratis. Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Buleleng dengan Judul “Jayaprana”.
Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng dengan 2
Inovasi masing-masing berjudul “Desa Star Pajak” dan “BPHTB 2 in 1 Service”.
Sedangkan untuk katagori desa/masyarakat
5 nominasinya yang akan dinilai dilapangan (27/9) adalah Drs. Ec. Gede Ngurah
Sadu Adnyana, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula dengan judul Bom Laser.
Kelompok Swadaya Masyarakat Ambengan Mantap, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada
dengan Pengolahan Sampah Plastik. Bamboo Corner Handicraft, Desa Sidetapa,
Kecamatan Banjar dengan Kerajinan
Anyaman Bambu. Gede Agus Andreawan Diaz, Desa Munduk Bestala, Kecamatan Seririt
dengan Pattika Bali. Kadek Lila Antara,
Desa Musi Kecamatan Gerokgak dengan Budidaya Anggur Laut.
Ketika penilaian lapangan, nampak Tim Dewan Juri yang langsung di dampingi
Kepala Balitbang Inovda, Drs. Made Supartawan, MM., sangat serius melakukan
penilaian. Berbagai pertanyaan teknis maupun aplikatif dldisampaikan. Diharapkan
dengan sistem penilaian ini akan dapat memberikan hasil yang maksimal dan
sesuai dengan penilaian yang nyata dan benar apa adanya.
Di balik penyelenggaraan Lomba
Inovasi Kreasi Inovasi masyarakat tahun 2022 yang dilaksanakan sesuai dengan
harapan, juga terbersit rasa kecewa. Hal ini disebabkan karena jumlah peserta
tidak sesuai dengan harapan. Untuk OPD hanya diikuti oleh 16 peserta sedangkan
untuk kreasi inovasi masyarakat hanya diikuti oleh 38 peserta dari 146 desa dan
kelurahan yang ada. Semoga tetap menjadi perhatian , dengan langkah dan upaya
untuk evaluasi pelaksanaan tahun mendatang. (Roy).