(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

BALITBANG FGD DAMPAK PANDEMI TERHADAP UMKM

Admin brida | 20 Oktober 2020 | 399 kali

Selasa, 20 Oktober 2020 bertempat di Ruang Rapat Balitbang Inovda Kabupaten Buleleng dilaksanakan FGD terkait kajian yang berjudul "Dampak Pandemi Covid 19 terhadap UMKM di Kabupaten Buleleng", bekerja sama dengan tim ahli peneliti dari Undiksha Singaraja. Rapat dipimpin oleh Kepala Balitbang Inovda (dr. Gede Wiartana, M.Kes) yang didampingi oleh Sekretaris, serta dihadiri oleh unsur dari Bappeda, BPKPD, Disperindagkop UKM, Dinas Penanaman Modal dan PTSP, beberapa pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng dan beberapa pejabat struktural di lingkup Balitbang Inovda.

 

Riset ini dilatarbelakangi oleh lumpuhnya sektor perekonomian di dunia selama masa pandemi covid 19. Khusus di Buleleng, penopang terbesar perekonomian adalah sektor UMKM, disamping sektor pertanian dan pariwisata, dimana UMKM sebagai penyedia lapangan kerja terbanyak untuk masyarakat Buleleng. Tujuan riset ini antara lain; 1) Untuk menganalisis pengaruh pandemi Covid 19 terhadap UMKM di Kabupaten Buleleng; 2) Menentukan langkah strategis dari Pemkab Buleleng untuk mempertahankan eksistensinya pada masa pascapandemi Covid 19. Hasil penelitian secara deskriptif kualitatif kuantitatif serta rencana aksi tindaklanjut (dengan sampel sebanyak 89 UMKM produktif dan 45 sampel diantaranya yang  memberi data secara komplit), antara lain;

 

1) Dampak langsung pandemi Covid 19 thd UMKM :

  1. Kesulitan penjualan sebesar 54,29% dan yang tidak mengalami masalah sebesar 45,71%
  2. Rata-rata penurunan laba per bulan sebesar 61%
  3. Rata-rata penurunan penjualan per bulan sebesar 61%
  4. Rata-rata penurunan karyawan sebanyak 22%
  5. Kesulitan membayar angsuran bank/lembaga keuangan menjadi sebesar 71,4% (selisih sebelum dan setelah covid 19 adalah sebesar 25,7%).

 

2) Kebijakan pascacovid 19 pada UMKM, antara lain;

  1. Dari pihak pemerintah yaitu memberikan bantuan modal usaha bagi pelaku usaha yang sudah mendekati kolaps, bantuan pemasaran (pemasaran online/market place) serta bantuan pengemasan dan branding produk.
  2. Dari pihak pelaku UMKM yaitu melalui pengelolaan produk yang tepat, kiat-kiat pemasaran dengan tetap memperhatikan kualitas serta efisiensinya.

 

Adapun masukan dari peserta FGD, diantaranya; 1) Diperlukan peran nyata dari pemerintah, yaitu kolaborasi yang baik serta sinergitas antara pihak pemerintah/instansi terkait dengan pelaku UMKM, sehingga kondisi perekonomian dari pelaku UMKM dapat berangsur-angsur pulih. Sebagai contohnya, pemerintah memfasilitasi tempat/menyediakan semacam showroom beserta sarana dan prasarananya untuk membantu memasarkan produk-produk mereka, membantu mempromosikan produk asli Buleleng dengan tetap memperhatikan kualitasnya. 2) Kerjasama dalam membentuk jasa/toko/tempat oleh-oleh khas Buleleng, bagaimana strategi pemerintah agar dapat menggiring wisatawan uuntuk menggunakan jasa/berbelanja ke tempat oleh-oleh tersebut. 3) Kegiatan makan minum harian pegawai dan makan minum rapat di lingkup Pemkab diarahkan agar menggunakan produk UMKM.

 

Peken Protani merupakan salah satu program kolaborasi antara pemerintah dengan petani Buleleng yang telah terlaksana di tahun ini. Peken Protani merupakan suatu wadah/media para petani menjual/memasarkan produk-produknya, dimana didalamnya terdapat produk hasil UMKM. Semua saran dari peserta FGD telah dipikirkan dan juga telah diagendakan sebelumnya oleh instansi terkait, baik usul tempat pemasaran, show room, tempat oleh-oleh, pelatihan, dan lain-lain. Namun, dalam hal penganggaran, intinya instansi terkait sangat mengharapkan agar rencana-rencana tersebut segera terealisasi, sehingga perekonomian pascapandemi secara keseluruhan, serta bagi pelaku UMKM khususnya dapat kembali normal dan meningkat. (Mira Triyulia_Balitbang_2020).