(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

BALITBANG BULELENG TERAPKAN INOVASI DI KAWASAN BALI AGA

Admin brida | 19 Mei 2021 | 429 kali

Kegiatan berlangsung hari ini (19/5) bertempat di Desa Banyuseri, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng melalui bantuan pendanaan dari Pemerintah Kanada dengan istilah Responsive Innovation Fund dalam mengembangkan Inovasi. Pada agenda ini diselenggarakan Training On Branding and Marketing Strategies Produk Anyaman Bambu. Kasubid Inovasi dan Pengembangan Teknologi pada Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng menjadi Moderator sekaligus Narasumber terkait Inovasi yang wajib diusulkan ke Balitbang Kabupaten Buleleng untuk dikompetisikan pada Lomba Kreasi Inovasi yang akan diselenggarakan di tahun 2021.

 

Kepala Desa Banyuseri memberikan apresiasi luar biasa kepada peserta yang berasal dari Desa Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri karena sangat serius dalam mengikuti pelatihan. Selain itu, Kepala Desa juga menyampaiakan segala sesuatu yang menjadi budaya, adat istiadat dan kebiasaan aktivitas masyarakat di desa tersebut masuk pada kategori inovasi desa, karena memiliki manfaat dan berpegaruh dampaknya bagi masyarakat serta bisa untuk direplikasi oleh desa lain di Kabupaten Buleleng.

 

Kegiatan ini dibimbing oleh HANDEP (Handmade Ethical Product) yang bersdiri sejak tahun 2018. HANDEP merupakan sebuah merek lokal yang bergerak di bidang fashion dan produk agrikultur. Seorang narasumber bernama Randi yang juga seorang awardee beasiswa Australia Awards jurusan environmental studies dan pembangunan berkelanjutan ini memanfaatkan bahan dari alam dan pengerjaan yang ramah lingkungan dengan menggali besarnya jumlah sumber daya rotan di Kalimantan Tengah. Ada tiga hal yang berusaha diwujudkan oleh Randi, pertama, pemberdayaan masyarakat (khususnya perempuan) lokal agar memiliki ekonomi yang stabil, masyarakat yang dimaksud ialah para petani dan pengayam rotan. Kedua, lewat sustainable fashion ia ingin membantu pelestarian hutan dan menjaga lingkungan. Terakhir, ialah untuk menjaga kelestarian budaya. (Wicaksana/Balitbang/21).