(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

FGD Kecamatan Buleleng, Balitbang Inovda Temukan Potensi Unggulan Daerah

Admin brida | 22 Maret 2024 | 1147 kali

Setelah kemarin di Kecamatan Banjar, hari ini Jumat, 22 Maret 2024 Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbang Inovda) Kabupaten Buleleng kembali lanjutkan Focus Group Discussion (FGD) Tingkat Kecamatan di Kecamatan Buleleng. FGD dalam rangka Penyusunan Kajian Analisis Produk Unggulan Pertanian Daerah Kabupaten Buleleng dan Model Hilirisasinya. Kegiatan FGD dibuka oleh Sekretaris Kecamatan Buleleng dan selanjutnya dipandu oleh Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan Balitbang Inovda, I Gusti Ngurah Purnawirawan, M.E.

Hadir dalam acara perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi UKM Kabupaten Buleleng, Perbekel lingkup Kecamatan Buleleng, Majelis Alit Subak Kecamatan Buleleng, Koordinator PPL dan PPL BPP Buleleng, Tim Pelaksana Kajian, dan Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekbang Balitbang Inovda.

Ketua Tim Pelaksana Dr. Ir. Putu Suwardike, MP., dalam paparannya menyampaikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, sasaran/output penelitian, kebaruan penelitian, pemanfaatan hasil penelitian dan metodologi penelitian yang digunakan. Disampaikan pula tujuan FGD, yaitu untuk menggali informasi sekaligus penyamaan persepsi mengenai produk unggulan daerah di Kecamatan Buleleng, tentunya yang mampu memberikan daya ungkit perekonomian, sehingga mampu meningkatkan PDRB Kabupaten.

Perbekel Desa Tukadmungga menyampaikan kondisi lahan pertanian yang sudah semakin berkurang, sehingga Desa Tukadmungga mengembangkan bidang peternakan berupa kambing, babi, dan sapi.

Perbekel Desa Jinengdalem menyampaikan bahwa secara kawasan wilayahnya belum memiliki produk khusus, dan penanganan pascapanen juga belum bisa dilaksanakan. Hal ini karena produksi pertanian khususnya perkebunan, komoditasnya beragam dengan jumlah produksi yang tidak banyak, sehingga dengan dijual langsung saja sudah laku, sebab jika diolah akan merugi.

Sekretaris Desa Alasangker menyampaikan haraoannya agar dibuatkan tata kelola irigasi pertanian yang baik, karena seiring perkembangan jumlah penduduk maka mata-mata air sudah semakin berkurang. Untuk tanaman pangan sudah mulai menanam ketela madu dan talas.

Perwakilan Desa Sari Mekar turut menyampaikan terkait perkebunan yang telah mulai menanam pohon durian dengan memangkas pohon mangga dan rambutan. Namun pertumbuhannya kurang bagus karena kurangnya pengetahuan petani dalam menanam durian. Dalam hal pemasaran diperlukan bantuan supaya tidak ada sistem ijon, karena sekarang banyak pembeli yang datang saat pohon durian mulai berbunga.

Anggota PPL melaporkan bahwa Kecamatan Buleleng memiliki potensi dalam pengolahan produk pertanian. Di Kelurahan Kampung Baru terdapat pabrik tahu dan olahan susu kedelai, dan di Kampung Bugis ada pengolahan jamu, tetapi bahan baku tidak bisa ditanam karena tidak memiliki lahan pertanian.

Desa Baktiseraga memiliki potensi perikanan air tawar dengan menggunakan kolam dari fiber, ukuran 3x3 meter dengan air dari pegunungan. Sayuran-sayuran tanpa pestisida dan tanaman jamur. Ada pula kelompok ternak babi dan kambing.

Selanjutnya Pendamping UMKM melaporkan bahwa di Desa Nagasepaha ada produk mangga yang berlimpah, namun dijual ke luar daerah tanpa label dari Desa Nagasepaha, sehingga produknya diakui oleh daerah yang membeli produk mangga tersebut. Terhadap permasalahan tersebut, Disperindagkop UKM Kabupaten Buleleng sudah melakukan pendampingan untuk pengolahan mangga.

Desa Anturan saat ini membudidayakan kecambah dan memerlukan kacang hijau sebanyak 3-4 ton, namun membeli bahan baku dari luar. Untuk itu ini menjadi potensi agar tanaman kacang hijau dikembangkan di Buleleng.

Dinas Pertanian telah melakukan pendampingan ke petani dan menyusun produk unggulan pertanian perkecamatan. Kriterianya yaitu merupakan komoditas strategis, komoditas pemicu inflasi, sumberdaya lokal, secara ekonomi memberikan keuntungan dan minat masyarakat. Dari itu maka ditemukan produk unggulan di Kecamatan Buleleng adalah padi, babi dan sapi. #Eka.