BULELENG, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Buleleng khususnya terkait
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM), melakukan optimalisasi melalui
kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan (stakeholders), dan Penguatan
Ekosistem Ekonomi Kreatif, Senin (26/8) di Gedung PLUT KUMKM setempat.
Acara dipimpin oleh
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi UKM Kabupaten Buleleng,
Drs. Dewa Made Sudiartha, M.Si. Turut dihadiri perwakilan dari Bappeda
Kabupaten Bulelelng, BRIDA Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisata Kabupaten
Buleleng, Ketua LPPM Undiksha, Dekan Fakultas Pertanian UNIPAS, Kepala PLUT
Kabupaten Buleleng, perwakilan dari Bank BPD Bali, Kelompok Tani dan Nelayan
Andalan Kabupaten Buleleng, Ketua BUMDes Wanagiri, Ketua UMKM Suka Duka
Aluh, perwakilan Kopi Banyuatis,
perwakilan Permodalan Nasional Madani Daerah Bali, Kelompok Wanita Tani, HIPMI,
konsultan PLUT KUMKM.
Saat membuka kegiatan,
Dewa Made Sudiartha menginformasikan bahwa keberadaan PLUT yang baru berumur 2
tahun diharapkan bisa menjadi One stop service, One stop marketing, dan one
stop entrepreneur bagi pelaku/komunitas UMKM untuk pengembangan ekonomi
kreatif.
Selanjutnya narasumber
yang merupakan tenaga ahli Kemenkop UKM, Vicky Arief Herinadharma menambahkan
bahwa berbicara ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dari 1 sektor dengan
stakeholder tertentu saja, melainkan kolaborasi seluruh sektor dan stakeholder
terkait. Dalam paparannya dijelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini
adalah memetakan stakeholder hexahelix yang terdiri dari pihak akademisi,
pebisnis, komonitas pelaku UMKM, pemerintah, media dan pelaku keuangan serta mengidentifikasi
potensi daerah.
Pondasi dari PLUT agar
bisa berjalan dengan optimal adalah ide-ide kreatif dari pelaku/komunitas UMKM
yang berkolaborasi dengan pemerintah dalam bentuk kebijakan. Harapannya, PLUT ke
depan bisa menjadi platform bersama bukan hanya sekadar kantor, dan hal ini bisa
terwujud atas dasar poltical will dari semua stakeholder melalui Insentif dan
regulasi, infrastruktur, pendidikan dan pelatihan serta sistem inovasi. Secara
nasional harapan Kemekop UKM dengan dilaksanakannya kegiatan ini adalah PLUT di
masing-masing provinsi sudah bisa terklaster sesuai dengan potensi daerahnya.
Hal lain yang juga dibahas yaitu Research and Development, dengan memetakan/mengidentifikasi potensi daerah di Buleleng berdasarkan data yang disampaikan dari Bappeda dan hasil kajian BRIDA terkait Analisis Produk Unggulan Pertanian Daerah Kabupaten Buleleng dan Model Hilirisasinya, salah satunya kopi.
Dalam hal peningkatan Sumber
Daya Manusia khusus kopi, dari hasil diskusi diketahui bahwa perlu melaksanakan
pelatihan-pelatihan untuk peningkatannya. Terkait produk barang dan jasa per
bulan perusahaan Kopi Banyuatis, bisa memproduksi sekitar 64 ton/bulan,
menyerap sekitar 10% dari produksi kopi di Buleleng. Di sisi lain, pasar pengguna
produk kopi khususnya Banyuatis sudah dipasarkan di seluruh Bali bahkan sudah
sampai ke luar Bali seperti Jakarta. #Eka.