Kamis, 28 Maret 2024 Focus Group Discussion (FGD) Tingkat Kecamatan Balitbang Inovda berlanjut di Kecamatan Tejakula. Dengan berlansungnya FGD Tejakula maka lengkap sudah FGD pada Penyusunan Kajian Analisis Produk Unggulan Pertanian Daerah Kabupaten Buleleng dan Model Hilirisasinya.
FGD dibuka oleh Camat Tejakula I Gede Suyasa, SP., dipandu Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbang Inovda) Kabupaten Buleleng, Ni Made Sumbertiasih, SE., MM., dan Ketua Tim Pelaksana Dr. Ir. Putu Suwardike, MP.,
FGD juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi UKM Kabupaten Buleleng, Perbekel lingkup Kecamatan Tejakula, Majelis Alit Subak Kecamatan Tejakula, koordinator PPL dan PPL BPP Tejakula, Tim Pelaksana Kajian dari Universitas Panji Sakti Singaraja, dan Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekbang Balitbang Inovda.
Tujuan FGD tentunya sama dengan FGD yang sudah dilaksanakan di 8 kecamatan sebelumnya, yaitu untuk menggali informasi dan penyamaan persepsi mengenai produk unggulan pertanian daerah di Kecamatan Tejakula.
Desa Bondalem menurut Sekretaris Desa, memiliki potensi mangga amplem sari, kelapa, aren yang dihilirisasi menjadi gula dan arak, rambutan, ubi, singkong, jagung, dan jeruk keprok Tejakula.
Lanjut, Sekretaris Desa Tejakula menyampaikan potensi untuk produk pertanian hampir 70% berupa perkebunan rambutan, peternakan sapi, lebah madu dan lebah kele yang dikelola UMKM, ayam aduan, dab perikanan tangkap yang hasilnya paling permanen. Harapan dari petani agar pemerintah membuat pilot projek dari produksi sampai pemasaran.
Camat Tejakula mebambahkan, untuk mangga amplem sari dan gula Sambirenteng sudah memiliki peminat/pasar bahkan investor, namun hamparan ekonominya masih kurang, sehingga dari sisi jumlah produksi perlu ditingkatkan untuk bisa memenuhi permintaan pasar. Di Desa Sambirenteng juga terdapat produk unggulan gula rontal, mangga, kelapa, babi dan sapi. Khusus untuk produk garam Tejakula sudah diekspor.
Desa Tembok memiliki potensi mangga, mete, kelapa, dan ikan bandeng. Desa Les dengan potensi rambutan, mangga dan kelapa. Di Desa Pacung ada jagung, kacang tanah, ketela, kelapa (dengan hilirisasi berupa minyak klentik), sedikit buah mangga, dan sedikit tanaman rontal. Juga terdapat pengolahaan pemindangan ikan (usaha perorangan), kerajinan tenun, peternakan ayam, babi dan sapi.
Desa Sembiran memiliki potensi cengkeh dan kopi, dengan permasalahan pada standarisasi harga terutama saat panen raya. Penduduk sekitar 90% peternak babi yang dimanfaatkan untuk upacara keagamaan. Kelapa dan hilirisasi dalam bentuk VCO, Sabun dan lulur.
Desa Julah memiliki potensi usaha pembibitan tanaman pertanian dan kehutanan, jagung, ubi kayu, dan kelapa. Peternakan sapi, babi dan ayam. Desa Madenan dengan potensi durian (unggulan durian Ki Raja), alpokat, cengkeh dan kopi. Terakhir, Desa Penuktukan memiliki rontal yang dihilirisasi berupa gula dan Inka, serta kelapa yang diolah menjadi minyak.
Berdasarkan pendampingan yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, maka produk unggulan di Kecamatan Tejakula adalah jeruk keprok Tejakula, durian Ki Raja (khusus di Desa Madenan), dan mangga amplem sari yang bisa disimpan 10-14 hari, jagung, rambutan, sapi dan babi. #Eka.