Kamis, 20 Juli 2023 bertempat di Ruang Rapat Unit IV Kantor Bupati Buleleng, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) ke-2 Penyampaian Laporan Sementara Kajian Pemetaan Database Rawan Konflik Kabupaten Buleleng.
Kegiatan dihadiri langsung oleh Drs. Gede Suyasa, M.Pd., Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng didampingi Drs. Made Supartawan, MM., Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng serta Tim Pelaksana Fakultas Hukum dan Ilmu Sosal Universitas Pendidikan Ganesha, Prof. Dr. I Nengah Suastika, M.Pd., dan Dr. Made Sugihartono, S.H., M.H.
Sekda Suyasa dalam arahannya menyampaikan hasil kajian ini akan digunakan setelah bulan agustus 2023. Begitu disepakati hasil riset dari tim pelaksana, maka akan diambil langkah-langkah yang lebih intens untuk meminimalisir kerawanan potensi konflik, sehingga lebih awal dapat dilakukan deteksi dini terhadap peluang-peluang potensi pemicu konflik. Hasil kajian ini sangat penting, sebab akan digunakan sebagai dasar untuk mitigasi terjadinya konflik menjelang pemilu. Harapannya, hasil riset ini dapat dikaji maksimal agar dapat bermanfaar, dan oleh sebab itu diperlukan saran dan masukan dari semua pihak untuk penyempurnaannya.
Selanjutnya, Prof. Suastika dalam paparannya menyampaikan berdasarkan pada analisis data yang dilakukan, ada dua data prinsip yang digunakan, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pemetaan tingkat kerawanan konflik menggunakan data kuantitatif untuk mengetahui desa-desa mana saja yang Sangat Rawan Konflik, Rawan Konflik, Cukup Rawan Konflik, Tidak Rawan Konflik dan Sangat Tidak Rawan Konflik. Ada 8 indikator yang menjadi penilaian tingkat kerawanan konflik, yaitu politik, ekonomi, pendidikan, agama, batas wilayah, kepadatan penduduk, kekumuhan dan kriminalitas.
Selain data kuantitatif, juga menggunakan data kualitatif untuk menampung segala persoalan yang terjadi dimasing-masing desa maupun kecamatan, melalui fokus group disscusion yang dilaksanakan dimasing-masing kecamatan. Ada tiga hal yang menjadi fokus dalam peneltian ini, yaitu untuk mengetahui aspek-aspek potensi pemicu konflik, memetakan tingkat kerawanan konflik di masing-masing desa, kelurahan dan kecamatan. Terakhir adalah memberikan rekomendasi untuk meminimalisasi pemicu konflik di Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya, dilaksanakan penyampaian laporan sementara oleh Tim Pelaksana terkait hasil penelitian, hasil FGD sebelumnya dan hasil pemetaan tingkat kerawanan konflik di Kabupaten Buleleng serta diskusi dan tanya jawab. Peserta rapat terdiri dari perwakilan Kodim 1609 Buleleng, Polres Buleleng, Polsek Kota Singaraja, Staf Ahli Bupati, Badan Kesbangpol, Balitbang Inovda, Satpol PP, Dinkes, Dinsos, DPUTR, Disdikpora, Disperkita, Camat se-Kabupaten Buleleng, Forkomdes Buleleng, Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Buleleng, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Buleleng, Tim Pengendali Mutu Kelitbangan, Tim Pelaksana, Tim Teknis, Tim Pengawas Swakelola. #Sck.