(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

TPM Buleleng Bahas Laporan Akhir Kajian Analisis Produk Unggulan Pertanian Daerah

Admin brida | 04 Juni 2024 | 965 kali

Selasa, 4 Juni 2024 Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbang Inovda) Kabupaten Buleleng melaksanakan Sidang Tim Pengendali Mutu (TPM), Pembahasan Draf Laporan Akhir Kajian Analisis Produk Unggulan Pertanian Daerah Kabupaten Buleleng dan Model Hilirisasinya, di ruang rapat setempat. Sidang dipimpin Kepala Balitbang Inovda Drs. Made Supartawan, M.M., yang dalam arahannya menyampaikan bahwa kajian ini diperlukan sebagai dasar penyusunan perka tentang produk unggulan daerah.

 

Materi Draf Laporan Akhir disampaikan oleh Ketua Tim Pelaksana Dr. Ir. Putu Suwardike, MP. Dalam paparannya disampaikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, sasaran/output penelitian, kebaruan penelitian, pemanfaatan hasil penelitian, metodologi penelitian yang digunakan dan hasil FGD di tingkat Kecamatan, Hasil Analisa berdasarkan Location Quotient (LQ) dan Sift Share Analysis, Hilirisasi beberapa produk seperti kopi, padi, anggur, durian, mangga, strowbery, dan buah yang lain.

 

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan peserta rapat yang dihadiri oleh Perwakilan dari Sekretariat DPRD Kabupaten Buleleng, BPS Kabupaten Buleleng, Bappeda Kabupaten Buleleng, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi UKM Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Bagian Ekbang Setda Kabupaten Buleleng, Ketua LPPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, P3M STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Ketua LPPM Unipas Singaraja, Camat se-Kabupaten Buleleng, serta Anggota Tim Teknis dan Anggota Tim Penyelenggara Penyusunan Kajian.

 

BPS Kabupaten Buleleng memberikan saran agar maping tentang potensi unggulan sudah terukur dan tajam. Selain itu, potret melalui LQ dan Shift Share Analysis memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya jika produk yang memiliki potensi unggulan dikaitkan dengan laju inflasi, bisa saja sebuah produk memiliki daya ungkit, namun tidak muncul sebagai produk unggulan dan menyebabkan terjadinya inflasi. Misalnya, Kubis, Kangkung, Daun Bawang yang menjadi penyumbang penyebab inflasi Kabupaten Buleleng di bulan Mei.

 

Saluran pemasaran dan sumber permodalan yang dikaitkan hilirisasi khususnya padi, untuk di Buleleng mesin penggilingan banyak yang rusak, sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah agar biaya pengolahan gabah bisa ditekan.

 

Dari Ketua LPPM Undiksha, saran terkait rumus yang digunakan untuk analisa agar simbol-simbol dilengkapi keterangannya dalam laporan. Demikian juga dalam mengukur kontribusi produk, baik demand, kuantitas, lokasi sampai pada kualitas produk.


Terakhir, masukan dari Dinas Pertanian agar dipertimbangkan kembali untuk pengembangan tembakau rakyat, karena tahun ini hanya 50-55 ha lahan yang ditanami tembakau, dan itupun dengan status tanah sewaan. Sedangkan untuk menjadikan produk tersebut bisa dijadikan unggulan didasarkan pada kriteria luasan, produksi, perputaran ekonomi dan sebaran. Khusus untuk bawang putih merupakan komoditas prioritas nasional yang harus dikembangkan, sehingga petani di daerah Tambakan dan Wanagiri perlu didampingi dalam penanamannya. #Eka.