Selasa, 6 September 2022, Bidang Inovasi dan Teknologi, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional terkait Diseminasi dan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, dengan tema Pemanfaatan Nano Teknologi Di Bidang Perikanan. Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Wihatmoko Waskitoaji
(Plt.Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah).
Pada kegiatan ini ada tiga materi yang disampaikan diantaranya; 1) “Nano
Teknologi Untuk Pengembangan Ekonomi Daerah” oleh Prof. Dr. Nurul Taufiqu
Rochman, M.Eng (Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Metalurgi dan Material - BRIN).
Pada paparannya disampaikan Nanosains yang merupakan Ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat bahan/objek dan fenomena alam yang terjadi dalam ukuran di
bawah 100 nanometer (1 nm =10-9 m), serta tentang Nanoteknologi dimana
merupakan Ilmu dan teknik menyusun dan mengkontrol atom demi atom atau molekul
demi molekul untuk membuat “new world”.
2) “Budidaya Ikan Berbasis Nano Teknologi di Daerah” oleh Dr. Ir. Fauzan Ali, M.Sc. (Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Perikanan – BRIN). Pada paparannya disampaikan Penggunaan teknologi nano secara masif baru dimulai tahun ini terhadap berbagai komoditas ikan al, Ikan Tor, udang galah, Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan gabus, Ikan gurami, dan Ikan sidat.
3) “Testimoni Keberhasilan Budidaya Ikan dengan Bantuan Nano Teknologi” oleh dr. H. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD, K-GH, FINASIM (Walikota Magelang). Pada paparannya disampaikan dampak dari nano teknologi dalam rangka meningkatkan produksi dan kualitas hasil budidaya ikan di Magelang.
Indonesia dalam Perspektif Nano Teknologi yang didukung dengan
Kekayaan energi, SDA mineral dan hayati sebagai bahan baku industri, dimana
Indonesia berada di posisi nomor 2 terkait keragaman flora dan fauna. Negara
dengan populasi terbesar ke-3 di Asia dan ke5 di dunia mencapai 250 juta jiwa
serta didukung dengan Luas area 1,919,440 km2 dengan 17,508 pulau di dunia. Banyak
komoditi yang bernilai tinggi yang diekspor ke luar negeri, seperti biji pepaya
dan daun kelor yang bisa dijadikan sebagai bahan baku nano teknologi.