Dalam rangka penilaian Lomba Kreasi Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng, Badan Riset dan Inovasi Daerah bersama Tim Juri Undiksha dan Unipas Singaraja, melaksanakan peninjauan ke lokasi inovator untuk melihat secara langsung inovasi yang dilaksanakan.
Adapun inovasi yang dikunjungi adalah Madu Bali Aga dari Desa Banyuseri dan Balawa dari Desa Pedawa Kecamatan Banjar.
Inovasi produk yang ada di Madu Bali Aga merupakan hasil dari pembolang dan kelomok budidaya lebah madu yang memiliki potensi menarik wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berkunjung dan membeli madu. Untuk kedepannya ingin mengembangkan wisata petik buah, karena bunga dari buah menghasilkan nektar (madu) yang sangat disukai lebah klanceng, sehingga mempunyai 2 keuntungan yaitu madu dan buah. Selain itu petani sekitar sangat ikut terbantu karena lebah klanceng bagus juga untuk penyerbukan bunga, dan tentunya membuat buah lebih banyak serta membantu menambah hasil produksi petani.
Awal mula berdiri dan berkembangnya Madu Bali Aga pada saat pandemi Covid-19. Permintaan madu saat itu semakin bertambah, namun jumlah stok terbatas karena madu klanceng produksinya sangat sedikit, maka dicoba membuat Kelompok Budidaya Lebah Madu Bali Aga yang beranggotakan 31 anggota. Kelompok Madu Bali Aga juga merangkul pembolang madu (orang yang mencari madu ke hutan) sekawasan Bali Aga, seperti Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Banyuseri. Sekarang Madu Bali Aga menjadi pusat edukasi lebah madu, tamu domestik maupun mancanegara banyak yang datang dan banyak juga mahasiswa, siswa yang datang untuk study lapangan.
Selanjutnya, Balawa merupakan salah satu tempat pengelolaan sampah yang mampu mengajak masyarakat untuk lebih peduli akan kebersihan lingkungan, sehingga banyak direplikasi oleh desa lain karena banyak mempunyai inovasi yang sederhana tetapi sangat bermafaat bagi masyarakat.
Berawal dari sampah organik dan anorganik yang berserakan di lingkungan sekitar Banjar Dinas Lambo, tercetuslah sebuah ide untuk mendirikan Bank Sampah Balawa guna mencarikan solusi dari sampah yang dikumpulkan, baik dari rumah tangga maupun yang berserakan dijalan. Bank Sampah Balawa merupakan bank sampah unit binaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng yang diresmikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng tanggal 12 Juni 2017. Bank Sampah Balawa adalah suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif didalamnya.
Sistem ini akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar, sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Mengingat luas wilayah yang terbatas menyebabkan komunitas ini mengalami kesulitan untuk mengumpulkan sampah anorganik (plastik), maka muncul ide untuk mengembangkan les Bahasa Inggris, Bahasa Bali dan Bahasa Korea yang dibayar menggunakan plastik. Dengan demikian turut memberikan edukasi kepada anak usia dini, mengingat Desa Pedawa sering mendapatkan kunjungan wisatawan mancanegara. #Wck.