Komoditas pertanian tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Buleleng antara lain: Padi Sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau. Padi merupakan komoditas dengan produksi terbesar yaitu 128,209.00 ton atau 84% dari total produksi komoditas pertanian tanaman pangan. Sedangkan kedelai adalah yang terendah yaitu hanya 20 ton atau 0,01% dari total produksi keseluruhan.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa komoditas unggulan untuk sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Buleleng adalah Padi Sawah, Jagung, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau. Sektor Industri Pengolahan dapat dikembangkan dengan mengandalkan produksi 4 komoditas unggulan ini. Untuk padi sawah, produk turunan yang dapat dikembangkan industrinya adalah berupa tepung beras dan sekam. Penggunaan sekam umumnya untuk bahan bakar bata, campuran pembuatan bata, genteng, grabah, arang sekam, dan media tumbuh.
Sedangkan untuk jagung, produk turunan yang memiliki prospek untuk dikembangkan adalah berupa pemanis dan gluten meal. Pemanis yang dihasilkan dari jagung mengandung jumlah kalori lebih rendah daripada gula biasa. Penggunaan gula jagung akan cocok untuk gaya hidup sehat, yang menganjurkan pembatasan asupan gula garam lemak pada diet harian. Selain itu, produk turunan jagung lain yang juga sedang berkembang adalah gluten meal untuk industri pakan ternak. Menurut data Gabungan Pengusaha Makanan Ternak, Indonesia masih mengimpor 100 persen gluten meal dari Amerika senilai 163.847 metrik ton sepanjang 2014-2015.
Untuk kacang tanah, produk turunan yang dapat dikembangkan sebagai industri di Kabupaten Buleleng adalah berupa olahan cemilan kacang (seperti kacang goreng, selai kacang, rempeyek, dll), tepung, minyak, arang, dll. Hampir seluruh bagian dari kacang dapat diolah kembali menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi. Untuk Kacang Kedelai, produk turunan yang dapat dikembangkan adalah: kecap, tempe, susu kedelai, tahu, oncom, kembang tahu, tauco, miso, dll. (Balitbang/21).