Dengan adanya disparitas kondisi Bumdesa dan disparitas kontribusi Bumdesa antara Bumdesa Maju dengan Bumdesa Berkembang, Bumdesa Tumbuh, dan Bumdesa Dasar, maka pengembangan Bumdesa terutama pengembangan Bumdesa Berkembang, Tumbuh, dan Dasar amat penting dilakukan dengan melakukan Benchmarking dengan Bumdesa Maju dan memanfaatkan teori normatif, teori pembangunan berkelanjutan, teori pembangunan berpusat pada manusia, dan teori manajemen. Benchmarking dengan Bumdesa Maju penting dilakukan oleh Bumdesa Berkembang, Tumbuh, dan Dasar agar bisa naik kelas menjadi Bumdesa Maju. Benchmarking dilakukan sebagai proses belajar cara mengelola Bumdesa agar bisa menjadi Bumdesa Maju.
Pengelolaan Bumdesa menjadi Bumdesa Maju telah dilakukan oleh Bumdesa Maju dengan mengelola Bumdesa sesuai norma. Mengelola Bumdesa dengan memanfaatkan potensi Desa dengan tetap menjaga kualitas lingkungan hidup. Mengelola Bumdesa tidak semata mencari keuntungan tetapi juga memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi Desa dan kesejahteraan masyarakat. Mengelola Bumdesa dengan memanfaatkan dan mendayagunakan orang, modal, potensi Desa, peralatan modern, metode, dan pasar dengan sebaik-baiknya melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Apa yang telah dilakukan oleh Bumdesa Maju patut dipelajari oleh Bumdesa Berkembang, Tumbuh, dan Dasar. (Balitbang/21).