BRIDA, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng menggelar Forum Diskusi Pembahasan Laporan Antara Penyusunan Roadmap Kopi Arabika dan Robusta Kabupaten Buleleng, pada Selasa (20/5) di Gedung UPTD PLUT KUMKM Singaraja. Acara dipimpin Analis Kebijakan Ahli Muda Brida, Luh Sri Eka Sari, SE., didampingi Dr. I Wayan Rideng, SH., MH., selaku Ketua Tim Pelaksana Universitas Warmadewa Denpasar beserta anggota tim pelaksana.
Luh Sri Eka Sari menyampaikan bahwa kegiatan forum ini bertujuan untuk
memperoleh masukan terhadap laporan antara yang telah disusun sebagai dasar
penyusunan roadmap yang komprehensif dalam pengembangan kopi di Kabupaten
Buleleng.
Selanjutnya, dalam paparan Wayan Rideng menyampaikan berbagai temuan yang
menjadi latar belakang penyusunan roadmap, termasuk hasil pemeriksaan BPK RI
yang menunjukkan belum optimalnya pengembangan sektor kopi pada tahun
2021–2023, minimnya strategi hilirisasi, dan keterbatasan infrastruktur
pascapanen. Selain itu, hasil survei menunjukkan bahwa persepsi para responden
masih berada di kuadran rendah dalam delapan aspek pengembangan kopi, seperti
bantuan permodalan, mitigasi risiko, serta peningkatan kapasitas produksi dan
pemasaran. Forum ini diharapkan menjadi wadah partisipatif dalam merumuskan
langkah strategis dan inovatif guna memperkuat posisi kopi Arabika dan Robusta
Buleleng sebagai produk unggulan daerah berbasis potensi lokal dan berdaya
saing.
Beberapa masukan dari peserta rapat, yaitu perlunya Kebijakan
Perlindungan Petani Kopi. Perlindungan terhadap petani kopi menjadi hal
mendesak, mengingat tren alih profesi ke sektor lain seperti pariwisata.
Diperlukan kebijakan yang mampu menjaga keberlangsungan profesi petani,
membentuk mindset positif, serta memberikan jaminan ekonomi agar mereka tetap
bertahan di sektor kopi. Penelitian agar mendapatkan hasil yang komprehensif
agar melibatkan para peneliti dari perguruan tinggi untuk medapatkan masukan
yang mendalam. Keterbatasan SDM di Tingkat Dinas dan Petani.
Masalah utama di sektor perkebunan adalah minimnya SDM, terutama penyuluh pertanian. Selain itu, beban administratif yang tidak relevan sebaiknya dikurangi agar petani dapat fokus pada budidaya. Dibutuhkan strategi peningkatan kapasitas dan peremajaan tanaman kopi, serta pemanfaatan lahan secara optimal melalui diversifikasi tanaman sela.
Acara diikuti oleh Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng terkait seperti
Bappeda, BPKPD, Inspektorat Daerah, Dinas Pertanian, Dinas PUTR, DPMD, DPMPTSP,
Disdagperinkop UKM, Diskominfosanti, Bagian Perekonomian Setda, Tim Pengendali
Mutu Kelitbangan dari Undiksha Singaraja, Unipas Singaraja, dan STAH Negeri Mpu
Kuturan Singaraja, Tim Teknis dan Pengawas Pekerjaan serta Para Analis
Kebijakan Brida Buleleng. #Sck.