(0362) 27719
brida@bulelengkab.go.id
Badan Riset dan Inovasi Daerah

Asumsi 102.479 Jiwa Terdampak, BPBD Buleleng Susun Renkon Kekeringan 2026-2028

Admin brida | 16 September 2025 | 941 kali

BRIDA, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Buleleng diwakili oleh Penelaah Teknis Kebijakan Brida Putu Sucika, S.Sos., mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Laporan Antara Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi (Renkon) Kekeringan Kabupaten Buleleng Tahun 2026-2028, yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Selasa (16/9).

 

FGD ini dipandu oleh moderator Gede Mahendra, S.T., dan dibuka secara resmi oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, S.STP., M.A.P. Dalam sambutannya, Ariadi menekankan pentingnya dokumen rencana kontinjensi sebagai pedoman kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di Buleleng, khususnya kekeringan akibat musim kemarau panjang.

 

Sebelumnya, laporan pendahuluan telah dibahas pada Juli 2025 bersama tim pembahas. Pada tahap laporan antara ini, peserta diajak meninjau kembali apakah masukan sebelumnya sudah ditindaklanjuti, sehingga penyusunan dokumen menjadi lebih komprehensif dan efektif.

 

“Buleleng sudah memiliki Renkon Banjir, Gempa Bumi, dan Tsunami, dan ini akan disusun Renkon Kekeringan, serta direncanakan tahun depan juga akan disusun Renkon Tanah Longsor dan Konflik Sosial. Untuk kekeringan, penyusunan dokumen ini sangat mendesak karena dampaknya dapat berakibat luas, mulai dari krisis air bersih, terganggunya pertanian, hingga kerentanan pangan dan meningkatnya risiko kebakaran hutan maupun lahan,” jelas Ariadi.

 

Selanjutnya, I Wayan Krisna Eka Putra selaku akademisi Undiksha Singaraja memaparkan penetapan skenario kekeringan di Kecamatan Gerokgak sebagai wilayah prioritas terdampak, dengan periode risiko pada bulan Juli hingga Oktober. Seluruh desa di kecamatan ini, diproyeksikan mengalami dampak dengan bahaya primer berupa kekurangan air bersih, serta bahaya sekunder berupa gangguan kesehatan seperti diare, demam, dehidrasi akut, kekurangan gizi, penyakit kulit, hingga komplikasi bagi kelompok rentan dan penderita penyakit bawaan.

 

Adapun asumsi dampak yang diproyeksikan meliputi penduduk, dengan 102.479 jiwa terdampak termasuk 150 penyandang disabilitas; dari sisi ekonomi, adanya risiko gagal panen yang berdampak pada penurunan pendapatan petani; dari aspek lingkungan, terjadi penurunan debit sungai, danau, serta mata air yang merusak habitat alami; sementara pada sektor layanan publik, keterbatasan distribusi air bersih dari PDAM mengharuskan suplai air ditopang melalui tangki bantuan.

 

Dalam perhitungan kebutuhan, skema pemenuhan air bersih minimal adalah 15 liter/orang/hari, kebutuhan sedang 20 liter/orang/hari, dan skenario optimal 50 liter/orang/hari. Sumber air yang masih tersedia antara lain SPAM PDAM, air permukaan, bendungan, dan sumur bor. Dukungan peralatan sangat penting, di mana setiap armada truk tangki hanya mampu melakukan maksimal 6 kali suplai per hari. Saat ini Buleleng baru memiliki 10 armada, jumlah yang masih jauh dari kebutuhan, sehingga diperlukan penambahan melalui kerja sama lintas kabupaten/kota maupun dunia usaha. Selain itu, perlu disediakan sedikitnya 42 tandon air (3 tandon per desa untuk 14 desa).

 

Lebih lanjut, Krisna menegaskan bahwa tujuan dan sasaran Organisasi Penanganan Darurat Bencana (OPDB) Kabupaten Buleleng adalah melaksanakan operasi penanganan kedaruratan kekeringan mulai hari “H” dan jam “J” setelah penetapan status darurat, dengan durasi 14 hari (dapat diperpanjang atau diperpendek). Operasi ini bersifat tugas kemanusiaan dengan melibatkan unsur multipihak sesuai prinsip penanggulangan bencana.

 

Sebagai pusat kendali, Pos Komando akan berkedudukan di Kantor Bupati Buleleng, Pos Lapangan di Kantor Camat Gerokgak, dan Pos Pendamping di Kantor BPBD Buleleng. Apabila dibutuhkan, lokasi pengungsian akan menggunakan fasilitas umum di pusat-pusat desa.


FGD ini dihadiri oleh Tim Pembahas Dokumen Renkon Kekeringan yang berasal dari berbagai instansi, diantaranya Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Polres Buleleng, Kodim 1609 Buleleng, BPBD, Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Brida, Dinas PUTR, Disperkimta, Dinas Sosial, DLH, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Diskominfosanti, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas PMD, perwakilan camat se-Kabupaten Buleleng, Pengamat meteorologi dan geofisika, Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Basarnas, PMI, Forum PRB, serta Perumda Tirta Hita Buleleng Cabang Gerokgak. #Sck.