BRIDA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Sistem Industri dan Manufaktur Berkelanjutan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “BRIN Menyapa Brida” dengan tema Kolaborasi Riset untuk Mempercepat Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Daerah, Selasa (4/11) secara zoom meeting.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama, Dr. Ir. Dudi Iskandar,
M.For.Sc., I.P.U., selaku Koordinator Kelompok Riset Keberlanjutan Industri dan
Optimasi Produk BRIN. Dalam kesempatan tersebut, Brida Kabupaten Buleleng turut
berpartisipasi bersama Brida dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam paparannya, Dr. Dudi menyoroti masih adanya kesenjangan antara
hasil riset dengan implementasi di daerah. Menurutnya, potensi inovasi lokal
perlu lebih dioptimalkan agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, kemandirian
teknologi, dan pembangunan berkelanjutan.
“BRIN memiliki peran strategis dalam mempertemukan periset, pemerintah
daerah, dan pelaku usaha agar hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi
dapat diterapkan secara nyata di daerah”, ungkap Dr. Dudi.
Ia menjelaskan bahwa kolaborasi antara BRIN dan Brida penting untuk
mempercepat pemanfaatan hasil riset di daerah, memperkuat kapasitas sumber daya
manusia, serta membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Pendekatan
Triple Helix (BRIN-Pemerintah Daerah-Industri/UMKM) menjadi model kolaborasi
ideal untuk memperkuat rantai nilai inovasi dari riset menuju komersialisasi.
Beberapa contoh implementasi hasil riset yang disampaikan antara lain; 1)
Perangkat Uji Cepat Unsur Hara Tanah di Kabupaten Sukabumi, alat portabel
berbasis inframerah yang mampu menganalisis kandungan tanah secara cepat dan
akurat; 2) Riset Supply Chain dan Indeks Keberlanjutan Komoditas Unggulan
Sukabumi, yang digunakan untuk dasar kebijakan pembangunan daerah berbasis
data; dan 3) Pemanfaatan Limbah Jerami Menjadi Pellet Bioenergi di Karawang,
sebagai bagian dari riset pertanian rendah karbon untuk mendukung target Net
Zero Emission 2050.
Selain itu, Dr. Dudi juga mengangkat pembelajaran dari Korea Selatan,
yang sukses membangun Regional Innovation Cluster (RIC) dengan sinergi kuat
antara akademisi, industri, dan pemerintah daerah. Melalui model tersebut,
hasil riset dapat langsung dikomersialisasikan dengan dukungan inkubasi dan
pendanaan daerah.
BRIN merancang lima strategi utama untuk memperkuat kolaborasi riset di
daerah; diantaranya; 1) Penguatan kapasitas dan infrastruktur riset melalui
pembangunan regional research hub dan laboratorium satelit; 2) Pengembangan
ekosistem kolaboratif triple helix antara BRIN, Brida, perguruan tinggi, dan
dunia industri; 3) Pendanaan dan regulasi adaptif dengan skema co-funding dan
insentif bagi industri pengguna hasil riset; 4) Pendampingan teknis dan
inkubasi inovasi daerah agar riset lebih berdampak langsung; dan 5) Monitoring
dan evaluasi berbasis dampak sosial-ekonomi melalui dashboard digital nasional.
“Daerah dapat menjadi pusat inovasi baru bila memiliki kapasitas riset
yang kuat dan kemitraan lintas sektor yang solid. Brida memiliki peran penting sebagai
penghubung antara peneliti dan pemerintah daerah”, tambahnya.
Kegiatan BRIN Menyapa Brida menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara lembaga riset nasional dan pemerintah daerah. Melalui kolaborasi berkelanjutan, diharapkan hasil riset tidak hanya menjadi dokumen akademis, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan pembangunan daerah.
Brida Kabupaten Buleleng menyambut positif kegiatan ini dan siap
memperkuat kerja sama dengan BRIN untuk mendorong inovasi daerah yang berdaya
saing, berkelanjutan, dan berbasis kearifan lokal. #Wck.